Saturday, October 25, 2014

Ultimate Bad Day

So....
It's been a rough day. I was having maybe the bad day ever this year. 
Gue pikir nggak akan pernah gue nangis tahun ini, karena gue ngerasa fine-fine aja. Gue suka hidup gue. Keluarga gue masih lengkap, sehat, kenyang. Temen-temen gue semuanya sayang sama gue. Gue single, tapi gue lebih banyak senengnya daripada sedihnya. Keuangan gue baik. Kesehatan gue stabil.
I thought I was fine.
Siang ini karena suatu hal yang (sebenarnya) udah gue tumpuk berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan tanpa bisa gue ceritain sama orang lain (well because there's no one to share) akhirnya meledak dalam waktu 15 menit. Selama ini gue bertahan di maki-maki, di marahin tanpa alasan... cuma karena sebaris kalimat di KTP gue, rupanya itu yang bikin gue beda dan akhirnya perlakuan ke gue pun juga beda.
15 menit.
Di rendahkan di depan banyak orang, bagaikan di tampar sana sini. Dipermalukan. Dihina.
Gue bisa cerita ke siapa? Temen-temen gue pada jauh tinggalnya. Keluarga gue... nggak banyak membantu, karena kami pun lagi sibuk sama bokap. Temen-temen kantor? Jangan ditanya.

Padahal gue lebih banyak memainkan peran "tempat sampah" belakangan ini. Atau kadang "orang serba bisa". Tergantung temen/keluarga gue ini perlunya apa. Gue lebih banyak mendengarkan dan menghibur. Tapi disaat gue kayak begini, mereka kemana? Asyik dengan masalah mereka yang sudah terselesaikan.

Gue cuma bisa ambil tissue, permisi ke toilet sebentar, nyalain keran, dan nangis sepuasnya. Gue pake kacamata gue seharian untuk nutupin mata gue yang kayak bola bekel, bengkak parah. Gue harus bisa menghadapi ini. Harus bisa.
Sendiri.

Wednesday, October 22, 2014

Hello Tumblr !

I'm back on Tumblr!
It's been quite time since I post something, so I kind of... forgot.... my password ._. ah well !
So I create this new account and post stuffs a day. My writings seem to be more dramatical and look like poets to me. I kind of like writing like this even though, yeah I'm still bad at it. But I try to be better!
I hope I'll post something more expressive everyday. Just wish me luck!~

Here is my Tumblr link : deborahamadis.tumblr.com

Re:frain ? Why did I pick that title?
So basically it's a word in music. Refrain (or chorus) is a part where you play repeatedly until the next sign to the other part. Refrain is also a part where you leave your first partition of the song and move to the next part. I was thinking "Well, my life sometimes like that." In english, refrain means to hold on something. I've been holding on myself lately and never get to express myself. I think I'll just go wild with my thoughts in this account. :)

Sunday, October 12, 2014

Awkward Moment in Birthday Party

Last Monday was my big brother's (he actually is my cousin but yeah) birthday but we celebrated it last night. We had great feast and more than that, my cousin brought along his girlfriend. She's lovely and kind, and turned out we have same ex boyfriend. -_-
"But I hate him."
"Oh so do I."
And then we laughed so hard. Along with the happiness, my cousin dragged me to someplace quiet and asked me if his girlfriend was really the one for him. Because he didn't feel that way.
"Gue sebenernya setengah hati lho sama dia." kata Kakak gue. "Yang nembak pun dia, gue cuma iya-iya aja.."
"Lo sadar gak sih kak, udah bikin PHP orang? Memanfaatkan tampang lo? Menyakiti hati cewek??'
"Lho, yang mau kan dia."

Bukannya salah sih ya.. Tapi kok menurut gue kalo lo udah siap untuk memulai hubungan, suka atau nggak lo harus serius menjalaninya. Kalau dari awal udah setengah hati ngapain dijalanin sampai ngenalin ke orang tua segala? Ini pendapat gue sih ya.. kalo udah sampai dibawa ke acara keluarga yang sifatnya private kayak gini berarti udah serius kan? Karena pasti berlangsung ke pernikahan. FYI, keluarga gue dari dulu pasti menikah di usia segini.

Sepanjang acara, yang gue liat cuma kakak gue ngebully pacarnya sendiri. Dicubitin lah... diomelin lah... disuruh begini begitu... gue jadi kasihan. I mean, she's lovely! I can't stand this kind of situation actually...

Tuesday, October 7, 2014

Say It!

Gue punya beberapa temen deket. Beberapa memang sangat dekat sama gue, sampai di satu titik mereka bisa seenak jidatnya milih-milih cowok yang mau gue pacarin. Simply because they know me too well.
Diantara temen-temen deket gue ini, ada 2 orang yang lumayan sering jalan sama gue. Seorang cowok dan cewek. Okelah kita sebut si cowok B dan si cewek J.
Sejak kuliah gue sering nampung curhatan mereka berdua dan tentu nggak gue sebar-sebar macam pesona aja.
Tapi ada kalanya gue kejepit di kejadian kayak gini, kejadian yang bikin gue merasa bersalah, merasa gemas, merasa annoying.

B dan J sebenernya udah lebih dulu deket sebelum akhirnya gue masuk di lingkungan mereka berdua di tahun ke dua kita kuliah. Wajar aja kalau misalnya ada rasa lebih yang muncul di antara mereka, tapi sakit banget kalo cuma salah satu aja yang merasa begitu. B naksir J sebenarnya. Dan gue tahu yang naksir J itu nggak cuma dia.... -_- J itu temen gue yang bisa dibilang pinter dalam segala hal, lucu, cantik, dan supel. Siapa sih cowok yang nggak naksir cewek macam begitu?
Gue pun tahu B naksir J secara nggak sengaja, thanks to sifat blak-blakan gue yang suka pelit filter.
"Yailah kalo naksir sih ya naksir aja..." gue bilang ke B waktu itu, bercanda. Dia kelabakan, dan saat itulah gue tebak dia memang naksir.
"Tembak aja lah, gue seneng kok kalo temen deket gue jadian."  Sampai kita graduation pun---yang sebenernya adalah kesempatan bagus buat nembak---dia nggak bilang apa-apa sama J.
"Tapi kan elo tau Deb, dia sama si R."

J memang lagi complicated relationship sama temen gue yang lain, R namanya. Mereka berdua sama-sama suka tapi saling tarik ulur, saling gengsi. Akhirnya selama 3 tahun nggak ada kemajuan diantara mereka. Itu yang sering bikin J galau.
"Ya gue sih jujur suka sama diaaaa. Tapi dianya nggak pernah ngasih respon apa-apa ke gue, Deb." kata J.
"Lah kan jelas-jelas banget dia suka sama lo. Trus apa lagi?? Kok kalian ribet banget sih yaoloh..."

Gue frustasi.

Itu posisi gue selama hampir 3 tahun. Sampai sekarang keadaannya kurang lebih sama -_-
Di sisi satu B curhat tentang betapa sedihnya dia, di sisi lain J curhat tentang betapa galaunya dia karena hubungannya sama R nggak jelas mau dibawa kemana. DAMN, JUST SAY IT ALREADY!! Yaudah siihh.. bilang aja apa mau loo.... kok ribet banget ya hidup? Hidup udah ribet ya nggak usah ditambah lagi ribetnya!

Lebih baik lo bilang apa yang lo mau, daripada setelah telat nanti lo menyesal.


Thursday, October 2, 2014

Deep Condolences

Deep condolences for my dear friend, who just lost his mother.
Gue bener-bener ikut sedih karena dia kehilangan mama-nya, gue ikut sedih karena gue pun pasti shock kalau nyokap gue tiba-tiba pergi begitu aja. Dan gue juga ikut sedih karena dia sedih...

Gue menghargai sekali temen gue yang satu ini, karena apa yang gue omongin sama dia bener-bener tanpa filter, tanpa jaim, tanpa beban. Gue bisa merasa nyaman karena dia pun mau menjaga gue. Gue menghargai dia walau gue belum pernah ketemu sama sekali sampai detik ini.

Tapi kalau boleh jujur, sebenarnya gue nggak tahu gimana pandangan dia ke gue. Apakah gue ini teman chatting pas bosen aja? Atau sahabat? Atau malah jadi pengganggu dia?

Tadi sore gue berharap dia bisa cerita langsung sama gue, tapi ternyata gue malah disuruh ngecek post Path dia. Tapi gue pikir.... mungkin dia lagi semaput, lagi blank nggak bisa mikir apa-apa.

Gue cuma berharap yang terbaik buat dia, tulus dari hati gue. Jangan sampai dia pendem kesedihan dia. Nggak apa-apa dia nggak cerita ke gue, cerita ke orang lain pun nggak apa-apa. Asal jangan terlarut-larut sama kesedihannya karena gue tahu banyak hal yang besar yang di depan dia saat ini.

Happy Birthday Jo!


Happy birthday Jo!
Today's her 22nd birthday and she better celebrate with joy. I really hope for the best for her; all the best and best in her ways. 

Pertemanan gue dan Jo nggak mulus dari awal. Gue malah memulai dengan musuhan, karena gue dan dia sama-sama keras. Dia illustrator, gue pun begitu. Gue merasa selalu saingan sama dia dalam hal apapun. Sampai satu titik gue ada di kelompok yang sama dengan dia di satu mata kuliah yang diajarin sama dosen iblis. Gue bener-bener mengakui gue nggak suka sama dia saat itu. Gue pun sadar dia nggak suka sama gue dan kenyataan kalau gue sekelompok sama dia.

Kita ada di satu titik ketika kita berdua sadar jalan kita berbeda. Kita nggak bisa terus-terusan saingan dalam semua hal khususnya illustrasi. Mungkin gue yang saat itu bener-bener sadar, ini bukan jalan gue.

Kita akhirnya baru bener-bener mulai ngobrol saat tahun ke dua. Walau cuma basa-basi, gue baru tahu dia suka hal yang sama dengan gue. Makin mendekati tingkat akhir, gue mulai percaya sama dia sebagai teman. Gue rasa dia pun begitu. Mungkin karena gebetan dia (yang sekarang jadi pacarnya) sering curhat ke gue tentang gimana caranya mendekati Jo.

Gue bikin short movie untuk tugas motion graphic di tahun terakhir. Konsep udah ada, cerita udah ada, peralatan dan susunan crew udah ada. Akhirnya setelah beberapa kali diskusi, kita pun memutuskan Jo dan gebetannya aja yang mainin film kita. Awalnya mereka ogah-ogahan, karena saat itu mereka lagi diem-dieman karena salah paham. Gue pikir yaudahlah, sekalian aja kalian main film gue sekalian juga rujuk. Setelah berbagai drama dan omong-omongan akhirnya mereka setuju main di film gue. Seneng? Ya dong. Apalagi setelah itu mereka baikan dan ngelanjutin pedekate-nya. Terlebih lagi gue dapet A untuk tugas film gue!

Suatu hari gue dan temen-temen seharusnya janjian makan di McDonald's untuk seru-seruan sehabis kuliah, tapi satu per satu mereka membatalkan janjinya. Akhirnya tinggal kita berdua dan itu awkward. -_-
Tapi endingnya, justru gue bisa tahu masa lalu dia dan keluarganya bahkan hal-hal yang menurut gue sangan privasi. Rupanya dia bukan sesosok cewek pintar dan ambisius, dia juga punya hal-hal kelam yang sampai detik ini terjadi di kehidupan dia. Dan itu cuma gue yang tahu.

Sampai sekarang akhirnya justru dia jadi temen deket gue, dimana gue bisa tanya pendapat dia tentang sesuatu dan sebaliknya, dia bisa melarang gue untuk deket sama cowok ini dan itu, dia bisa dukung gue untuk deket sama cowok yang menurut dia terbaik buat gue, dia bisa curhat seenak jidat dia, dan lain-lain...

So my enemy becomes my best friend, and she's lovely.
Happy birthday Johana, be the craziest friend I ever had and be the star :)

Wednesday, October 1, 2014

Too Close To The Sun



Icarus.
He could be free from Crete and escaped King Minos's Labyrinth with his wings, made from wax and feathers. He could.
His father warned him not to fly too close to the sun, for the wax would melt and he would fall into the sea. But the giddiness of flying, the curiosity about being close to the only light in the world led him to his death. He flew too close to the sun, then the wax melted off of his wings, left his arms flapping in the air without anything. He then fell into the sea in the area which today bears his name, Icarian Sea.

Seharusnya setiap orang punya sebuah garis yang bernama batasan. Sesuatu yang punya embel-embel "terlalu" itu nggak baik. Kamu terlalu dekat dengan matahari, kamu akan jatuh karena sayapmu meleleh. Mungkin gue harus mencegah diri gue sebelum gue terlalu dekat dengan matahari..... sebelum gue jatuh dan sadar gue nggak punya sayap lagi untuk bangkit lagi, terbang lagi.