Thursday, September 25, 2014

Different Path

Hari ini gue dibuat berpikir sama temen kantor. Bukannya gue nggak pernah mikir... ini otak mau diapain kalo nggak dipake mikir? -_-"
Siang ini saat ruangan gue lagi agak sepi, gue iseng main ke ruangan temen dan ngobrol-ngobrol sebentar. Trust me, we can't do this when my boss is around. Kita ngomongin temen gue ini yang baru dapet kerjaan baru dan mau resign bulan November. Dia berpendapat kalo tempat kerjanya nanti gajinya lebih besar, tempatnya lebih deket dari kos-an (cuma 10 menit jalan kaki), dan tantangan baru karena job desk nya sama sekali beda sama kerjaannya dia yang sekarang.

"Masalahnya Deb, gue lebih nyaman di sini. Gue suka kerjaan gue. Kerjaan gue tuh asik. Apalagi temen-temen disini juga baik sama gue."

Asik?
Disini gue bertanya-tanya dimana asiknya? Sepanjang hari yang gue lihat dia mondar-mandir lantai satu sampe lantai tiga cuma buat ngecek persediaan barang, penjualan barang, dan gak jarang dia kena omel boss gara-gara sesuatu yang bukan salahnya. Gue yang nonton dia kerja aja capek, gimana dia yang ngejalanin?
Dalam hidup gue, nggak akan pernah terlintas untuk punya profesi kayak dia. Berhitung, menjual, negosiasi, ketelitian, lembur..... it's not my thing. Yang gue mau adalah gue bisa berekspresi semau gue... dan kebanyakan profesi yang berkaitan dengan otak kanan cocok sama gue.

"Kerjaan kamu dimana asiknya sih? Aku aja puyeng liatin kamu kerja..." Gue nyablak.
"Lho asik tauuu. Justru aku yang pusing liatin kamu kerja. Bikin box ini itu... gunting-gunting...motong-motong..desain ini desain itu..." jawabnya ngebela diri.
"Kerjaan aku nggak mikir, kerjaan kamu mikir. Hahaha..."
"Bisa-bisanya kamu bikin macem-macem itu tanpa mikir!" terus dia ketawa.

Bagi dia kerjaan gue itu super nggak banget. Bagi gue kerjaan dia itu.... ya perlu banget gue bahas lagi?

Tapi sebenarnya yang bikin gue mikir adalah kata-kata dia yang sebelumnya: Karena gue nyaman.
Kenyamanan kayaknya kunci dari segala hal bagi gue. Percuma lo kerja di tempat yang wow bagi orang lain, tapi lo nggak menikmati semenit pun waktu lo disana. Gue pernah sekali waktu liat post temen di Path: Rejeki nggak hanya datang dari besarnya gaji aja, tapi juga lokasi kantor, temen-temen kantor, nyamannya kantor, dan banyaknya makanan di sana. Seorang temen gue yang juga lulusan desain grafis akhirnya sekarang kerja jadi marketing promotion. Lho sayang banget ilmu desainnya? Ternyata dia lebih enjoy sama kerjaannya yang sekarang. Sesimpel itu.

Seorang cowok tulen nggak bisa dipaksa untuk pakai rok tutu polkadot pink. Ya, kita bisa paksa dia pakai rok itu tapi apa dia bakal pake itu selama 2 minggu? Sebulan? Setahun? Lo bisa paksa dia, tapi itu bukan nature nya. Bukan minatnya. Bukan kesukaannya. Otot-otot kekar di kakinya pasti nggak nyaman dibalik rok tutu pink. Nggak nyaman. Ngeri ya ngebayanginnya?


Sesimpel itu.